Isnin, 23 Disember 2013

kita tentang lukisan yang kepudaran



Cuma dengan satu mimpi
Kau buat aku tak keruan satu hari.
Cuma dengan satu hari
Kau buat aku tunggu sapaanmu sampai pagi.

Cuma dengan satu mimpi.
Kita ibarat lukisan yang lekang dek matahari.

Awal lukisan, kita begitu nyata
begitu hidup untuk aku sendiri tertanya,
apa muat tangan kiriku di seluk tangan kananmu?
apa muat senyum ku dengan bingkai bibirmu?

Awal lukisan, kita begitu berwarna
begitu hidup untuk aku sendiri rasa;
merah pipi bila kau hadiahkan senyum
dengan rerama yang begitu subur dalam perasaanku.

Cuma dengan satu mimpi
kau dah penuhi ruang lohong dalam hati
kau dah penuhi bait bait permintaanku buat Tuhan

Akhir lukisan, kita begitu kepudaran
seolah warna itu tak pernah kita beruskan
seolah mimpi itu tak pernah datang menjengah;
tak pernah datang tak pernah terkisah.

Kita adalah persona sebuah mimpi
yang dilukis tentang bahagianya seorang aku dengan hangat tanganmu
yang dilukis tentang rapuhnya seorang aku dengan dingin tuturmu.

Aku biar lukisan lekang dek matahari
sama seperti mimpi tentangmu yang tak pernah jenguk kembali.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan